Smashed Pink Can

Selasa, 10 Oktober 2017

Pendahuluan Etika Sebagai Tinjauan



PENGERTIAN ETIKA

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani kuno "ethos" (jamak: ta etha), yang berarti adatkebiasaan, cara berkipikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika (indonesia).
Menurut James J.Spillane SJ berpendapat bahwa etika atau ethics memperhatikan dan mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral. Menurut O.P. Simorangkir, etika atau etik adalan pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), pengertian etika adalah sebagai berikut :
  1. Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
  2. Moral memiliki arti
  • Ajaran tentang apa yang baik dan yang buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, asusila;
  • Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan perasaan.
Terdapat dua macam etika, yakni Etika Deskriptif dan Etika Normatif. Etika deskriptif adalah etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan prilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya, etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya. Sedangkan, etika normatif adalah etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang idel dan seharusnya dimiliki manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya.
Berbicara mengenai etika tidaklah dapat kita pisahkan dengan norma, seperti pendapat menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.
Perilaku manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi kagi menjadi norma hukum, norma agama, norma moral, dan norma sopan santun.
  • Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan
  • Norma agama berasal dari agama
  • Norma moral berasal dari suara batin
  • Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA

Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad ke-4 SM para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi 6 prinsip yang merupakan landasan penting Etika, yaitu Keindahan, Persamaan, Kebaikan, Keadilan, Kebebasan, dan Kebenaran.
  1. Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
  1. Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.
  1. Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
  1. Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
  1. Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:
    • Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan
    • Kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihannya tersebut
    • Kemampuan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
6.   Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan. Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.

 BASIS TEORI ETIKA

1.     Etika Teleologi
Berasal dari kata Yunani adalah “telos” yang berarti tujuan. Tujuan dalam mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Terdapat dua aliran etika teleologi yang harus dipahami yaitu:

a.     Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.

b.    Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari bahasa latin adalah “utilis” yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja  satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.

2.    Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata  Yunani adalah “deon” yang berarti kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab: ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban  kita dan karena perbuatan kedua dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.

3.    Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi  baik buruknya  suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak merupakan suatu aspek  dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

4.    Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang  sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan  sebagai berikut: disposisi watak  yang telah diperoleh  seseorang dan memungkinkan  dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh keutamaan:
a.     Kebijaksanaan
b.    Keadilan
c.     Suka bekerja keras
d.    Hidup yang baik

EGOISM

Egoism adalah teori teleologis etika yang menetapkan sebagai tujuan manfaat, kesenangan, atau terbesar baik dari diri sendiri. Hal ini kontras dengan altruisme, yang tidak ketat diri tertarik, tetapi mencakup dalam tujuannya kepentingan orang lain juga.
Ada 3 cara yang berbeda dimana teori egoism dapat disajikan :
a.     Egoism Psikologis
Yaitu dimana secara alami manusia termotivasi hanya untuk mementingkan dirinya sendiri.
b.    Egoism Etis
Yaitu dimana manusia bertindak untuk mengambil keuntungan tapi tidak merugikan diri sendiri.
c.     Egoism Minimalis
Yaitu dimana orang akan bertindak sedemikian rupa untuk mempromosikan kepentingan mereka sendiri.

Sumber :

Kesimpulan :
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), pengertian etika adalah sebagai berikut : Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Terdapat dua macam etika, yakni Etika Deskriptif dan Etika Normatif.
6 prinsip yang merupakan landasan penting Etika:
1.     Prinsip Keindahan
2.    Prinsip Kesamaan
3.    Prinsip Kebaikan
4.    Prinsip Keadilan
5.    Prinsip Kebebasan
6.    Prinsip Kebenaran

Terdapat 4 Teori etika yaitu;
1.     Etika Teleologi
ü  Egoisme Etis
ü  Utilitarianisme
2.    Deontologi
3.    Teori Hak
4.    Teori Keutamaan
Egoism adalah teori teleologis etika yang menetapkan sebagai tujuan manfaat, kesenangan, atau terbesar baik dari diri sendiri. Hal ini kontras dengan altruisme, yang tidak ketat diri tertarik, tetapi mencakup dalam tujuannya kepentingan orang lain juga.

Sabtu, 22 April 2017

Tugas 2 Bahasa Inggris Bisnis2

Conversation (Modal Aux)

Amiriah           : Hi, girls. Whats up?
Okta                : Not good enough, im very tired
Tika                 :Will you go to our team practice today?
Okta                : No, I can't. I'm very busy on MAPA Gunadarma
Amiriah           : But we are in the same team, aren't we?
Tika                 : Of course
Amiriah           : Please Okta, why don't you come with us?
Tika                 : As always,you never join us. Just MAPA  and MAPA in your mind.
Okta                : Ya, I've tell you girls that i can't. I have to do so many things there
Tika                 : Come on. If you don't come with us you must be playing at sekretariat MAPA
Okta                : No. No. Seriously im on duty there
Amiriah           : How about a meal for free, would you still?
Okta                : Ahh, you give me bad idea
Tika                 : You may not get any sweets if you don't go
Okta                : Hmm I don't care! I'd rather do my duty.
Tika                 : Are you kidding me? You ignore this deal?
Okta                : I'm sorry girls
Tika                 : Fine! Let's get going Ami the minibus should have arrived by now.

Amiriah           : Okay, bye stubborn.

Jumat, 24 Maret 2017

Tugas Bahasa Inggris Bisnis2



Modal Auxiliary

Modal Auxiliary adalah kata kerja yang ditempatkan sebelum main verb (kata kerjautama) untuk memodifikasi makna dari kata kerja utama tersebut. Jadi Modal Auxiliary adalah kata kerja pembantu. Contoh: I will stay at home tonight. “Will” adalah kata kerjabantu yang bertugas membantu kata kerja utamanya yaitu “stay”. Karena sifatnya hanya membantu, ketika dihilangkan tidak akan menjadi masalah dan makna utamanya tetap tersampaikan.
Fungsi Modal Auxiliary Verb ini untuk mengekspresikan willingness (kemauan) atau ability (kemampuan), necessity (kebutuhan), dan possibility (kemungkinan).Berikut penjelasan dan contoh dari Modal Auxiliary Verb!


 












WILL
Will berfungsi untuk menyatakan willingness (kemauan). Willingness dapat diungkapkan dalam Conditional Sentence Type I maupun Invitation (undangan/ajakan).
Contoh :
Kemauanà I will love you if you love yourself first. (Saya akan mencintaimu jika kamu mencintai dirimu dulu)
Undangan/ajakanà Will you be my girlfriend? (Maukah kamu menjadi pacarku?)

WOULD
Would sama seperti will, dapat digunakan untuk willingness (kemauan), namun lebih polite (sopan). Modal verb ini dapat juga menyatakan sense of probability (kemungkinan).
Contoh :
Kemauan (lebih sopan) à Would you like to see my paint? (Maukah kamu melihat gambarku?)
Kemungkinan à She would be free tomorrow. (Dia akan kosong besok)

CAN
Can digunakan untuk menyatakan ability (kemampuan) dan dapat juga digunakan untuk permission (memintaizin).
Contoh :
Kemampuan à You can buy anything with your money but you can not buy love. (Kamu dapa tmembeli apapun dengan uang mu tapi kamu tidak dapat membeli cinta).
Meminta Izin à Can I borrow your pen? (Bisakah saya meminjam pulpenmu?)

COULD
Could digunakan untuk menyatakan ability (kemampuan) di masalalu. Modal verb ini dapat juga digunakan untuk meminta izin melakukan sesuatu di masalalu atau masa depan.
Contoh :
Kemampuan à You could finish your homework yesterday. (Kamu dapat menyelesaikan tugasmu kemarin).
Meminta Izin à Could you please tell me your name? (Bisakah kamu memberitahu saya namamu?)

MUST
Must mengekspresikan obligation (kewajiban) atau necessity (kebutuhan). Must juga dapat dipadukan dengan not untuk menyatakan prohibition (larangan).
Contoh :
Kewajiban à We must go to work now. (Kita harus berangkat kerja sekarang).
Larangan à You Mustn’t give up. (Kamu tidak boleh menyerah).

MAY
May untuk menyatakan possibility (kemungkinan) di masa sekarang dan masa depan. Modal verb ini juga dapat berguna untuk memintaizin yang lebih formal dari pada modal verb can.
Contoh :
Kemungkinan à You may forget the embarrassing incident tomorrow. (kamu mungkin melupakan kejadian memalukan itu besok).
Meminta Izin àMay I go home now? (Bolehkah saya pulang sekarang?)

MIGHT
Might merupakan bentuk past dari may dimana digunakan untuk memintaizin yang lebih formal dari pada could. Disbanding may, might lebih tidak pasti kejadiannya.
Contoh :
Meminta Izin à If I have cleaned the room, might I play with my friend? (Jika saya sudah membersihkan ruangan, boleh kah saya bermain dengan teman?)

SHALL
Shall digunakan untuk menyatakan simple future seperti halnya will namun hanya digunakan pada orang pertama I danWe.
Contoh :
We shall overcome it someday. (Kita akan mengatasinya suatu hari nanti)
Shall I give you some advice? (Haruskah say amemberimu beberapa nasehat?)

SHOULD
Should digunakan untuk memberi saran atau nasehat.
Contoh :
You should see the dentist. (Kamu harus kedokter gigi).
We should meet more often. (Kita harus lebih sering bertemu).